SOAL
UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA
KULIAH DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1.
Menurut Gagne ada 7
macam pengelompokan media penyaji, sebutkan dan jelaskan kelebihan dan
kekurangannya!
2.
Di dalam perencanaan
media pembelajaran perlu memperhatikan factor kuantitatif dan kualitatif.
Jelaskan maksudnya!
3.
Media yang dapat
mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan meningkatkan hasil belajar siswa
tertentu, tidak dapat berlangsung secara spontan, namun diperlukan analisis
yang komprehensif. Jelaskan apa maksudnya!
4.
Sebagai seorang guru
anda pernah mengalami permasalahan bahwa ternyata media yang anda gunakan
kurang tepat, artinya siswa tidak tertarik dengan media yang kita sajikan,
bahkan tidak meningkatkan motivasi belajar. Coba jelaskan langkah-langkah apa
yang akan saudara lakukan untuk memperbaiki, jika mengalami masalah tersebut di
atas!
JAWABAN
1.
Ada 7 macam
pengelompokan media penyaji menurut Gagne, yaitu:
1) Benda
untuk didemontrasikan
Kelebihannya
mampu memberikan stimulus kepada pebelajar.
Kelemahannya
tidak dapat mengakomodir untuk memberikan pengarahan perhatian/kegiatan,
tuntunan cara berpikir serta dalam penilaian hasil. Factor yang lain adanya
keterbatasan dalam isyarat eksternal, alih kemampuan, umpan balik dan contoh
kemampuan terbatas yang diharapkan.
2) Komunikasi
lisan
Kelebihannya
mampu memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, contoh kemampuan terbatas yang
diharapkan, isyarat eksternal, tuntunan cara berpikir, alih kemampuan,
penilaian hasil dan umpan balik.
Kelemahannya
adanya keterbatasan dalam memberikan stimulus.
3) Media
cetak
Kelebihannya
mampu memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, contoh kemampuan terbatas yang
diharapkan, tuntunan cara berpikir, penilaian hasil dan umpan balik.
Kelemahannya
adanya keterbatasan dalam memberikan stimulus dan alih kemampuan.
4) Gambar
diam
Kelebihannya
mampu memberikan stimulus.
Kelemahannya
tidak mampu memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, tuntunan cara berpikir,
penilaian hasil dan umpan balik. Selain itu adanya keterbatasan dalam contoh
kemampuan terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal dan alih kemampuan.
5) Gambar
gerak
Kelebihannya
mampu memberikan stimulus.
Kelemahannya
tidak mampu memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, tuntunan cara berpikir,
penilaian hasil dan umpan balik. Selain itu adanya keterbatasan dalam contoh
kemampuan terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal dan alih kemampuan.
6) Film
bersuara
Kelebihannya
mampu memberikan stimulus, pengarahan perhatian/kegiatan, contoh kemampuan
terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal, tuntunan cara berpikir, penilaian
hasil dan umpan balik.
Kelemahannya
adanya keterbatasan dalam alih kemampuan.
7) Mesin
belajar
Kelebihannya
mampu memberikan stimulus, pengarahan perhatian/kegiatan, contoh kemampuan
terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal, tuntunan cara berpikir, penilaian
hasil dan umpan balik.
Kelemahannya
adanya keterbatasan dalam alih kemampuan.
Adapun
kelebihan yang ditunjukkan dengan
kata “YA” dan kekurangan yang ditunjukkan dengan Kata “TIDAK dan TERBATAS” pada setiap media dapat dilihat seperti pada
tabel dibawah ini:
Taksonomi menurut Fungsi Pembelajaran beberapa jenis media dari Gagne
|
|||||||
(R.M Gagne The Condition of Learning,
1965)
|
|||||||
Media
|
|||||||
Fungsi
|
Demonstrasi
|
Penyampaian
|
Media
|
Gambar
|
Gambar
|
Film dengan
|
Mesin
|
Lisan
|
Cetak
|
Diam
|
Gerak
|
suara
|
Pembelajaran
|
||
Stimulus
|
ya
|
terbatas
|
terbatas
|
ya
|
ya
|
ya
|
ya
|
Pengarahan perhatian/
|
tidak
|
ya
|
ya
|
tidak
|
tidak
|
ya
|
ya
|
Kegiatan
|
|||||||
Contoh kemampuan terbatas
|
terbatas
|
ya
|
ya
|
terbatas
|
terbatas
|
ya
|
ya
|
yang diharapkan
|
|||||||
Isyarat Eksternal
|
terbatas
|
ya
|
ya
|
terbatas
|
terbatas
|
ya
|
ya
|
Tuntunan Cara berfikir
|
tidak
|
ya
|
ya
|
tidak
|
tidak
|
ya
|
ya
|
Alih kemampuan
|
terbatas
|
ya
|
terbatas
|
terbatas
|
terbatas
|
terbatas
|
terbatas
|
Umpan balik
|
terbatas
|
ya
|
ya
|
tidak
|
terbatas
|
ya
|
ya
|
(sumber : Sadiman et al, 1986)
2.
Maksud dari factor kuantitatif
dalam perencanaan media pembelajaran adalah bahwa dalam perencanaan media
pembelajaran harus memperhatikan ukuran/jumlah dari media itu sendiri maupun
pemakai media. Adapun faktor-faktor
kuantitatif media terdiri dari: (1) besarnya audiens dijangkau (audience size) apakah media pembelajaran
tersebut akan digunakan pada satu sekolah, kecamatan, kabupaten, propisi atau
nasional, media pembelajaran yang akan di rancang harus menyesuaikan seberapa
banyak audience yang akan di jangkau. (2) tingkat kesetaraan harga yang
digunakan untuk setiap media yang akan dipakai (cost) maksudnya seberapa besar ketersediaan dana untuk membuat
media pembelajaran tersebut. (3) perbedaan pengukuran (measurement difference) dari setiap kemampuan media maksudnya adalah
membandingkan keefektivan media yang suda ada dengan yang akan di rancang. (4)
perincian khalayak (audience break-downs).
Kemudian faktor-faktor kualitatif yaitu
menyangkut kualitas atau mutu dari media itu, diantaranya adalah: (1) nilai
peluang (the value of the opportunity)
yang dimiliki oleh setiap media untuk diterima khalayak, (2) ukuran cakupan
yang wajar yang diperoleh khalayak (the
nature of coverage), (3) atribut-atribut fisik (physical attributes) yang digunakan untuk visualisasi, (4) jarak untuk
membeli (the proximity to purchase),
serta (5) keterkaitan konteks dan dampak.
3. Maksud
dari analisis yang komprehensif media yang dapat mengubah perilaku siswa dan
meningkatkan hasil belajar siswa adalah bahwa seorang
guru sebelum menggunakan media dalam proses pembelajarannya, terlebih dahulu
harus mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran yang baik yaitu:
(1) media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode
mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat
pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar), (2) untuk
dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dari tiap tiap
media pembelajaran, (3) pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada
siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas
belajar siswa, (4) pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan,
ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa
belajar. Dari beberapa prinsip tentang pemilihan
media tersebut diatas, maka untuk memilih media yang efektif dan efisian yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa haruslah menggunakan analisis yang
komprehensif yakni mengikuti prosedur pemilihan media yang sistematik dan
terencana seperti yang diungkapkan oleh Sadiman et al ( 1986) yakni:
1) Menganalisis
kebutuhan dan karakteristik peserta didik/siswa
Dalam membuat
media perlu dilakukan analisis kebutuhan siswa, karena setiap kelompok siswa
pada hakekatnya mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, kita perlu menentukan
khas siapa sesungguhnya siswa yang akan kita layani dengan media tersebut.
Apabila kita sudah menemukan siapa siswa yang menjadi sasaran program media
yang akan kita susun, maka kita harus
meneliti karakteristik apa yang dimiliki siswa kita tersebut, dalam hal ini
kita harus mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki siswa sebelum
mengikuti kegiatan pembelajaran, kemampuan ini merupakan hasil dari berbagai
pengalaman masing-masing siswa. Dengan mengetahui pengetahuan /keterampilan awal
yang dimiliki siswa maka pengetahuan prasyarat dalam penggunaan media yang akan
dibuat tidak ada kendala lagi.
2) Merumuskan
tujuan instruksional dengan kata kerja operasional
Tujuan
instruksional memberikan pernyataan yang menunjukkan perubahan perilaku yang
harus dapat dilakukan siswa setelah mengikuti pembelajaran tertentu. Tujuan
instruksionalharus berorientasi pada siswa dan harus dinyatakan dengan kata
kerja operasional yakni kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang dapat
diamati atau yang hasilnya dapat diukur.
3) Merumuskan
butir-butir materi secara terperinsi yang mendukung tercapainya tujuan
instruksional
Dengan tujuan
instruksional yang jelas maka guru dapat menentukan butir-butir materiyang
sesuai untuk dipelajari siswa supaya tujuan tersebut tercapai.
4) Mengembangkan
alat ukur keberhasilan
Alat ukur
keberhasilan dikembangkan sesuai dengan tujuan insruksional yang telah
dirumuskan tadi dan pokok-pokok materi yang akan disajikan kepada siswa.
5) Pemilihan
media dan Penulisan naskah media
Dari hasil telaah
berbagai faktor terkait dengan karakteristik siswa, materi ajar dan tujuan yang
ingin dicapai dalam pembelajaran, maka akan diketahui alternative jenis dan format media yang bisa dipilih.
Selanjutnya perlu dikaji ketersediaan jenis dan media yang dibutuhkan beserta
fasilitas pendukungnya. Apabila media telah dipilih selanjutnya materi yang
telah diuraikan pada tahapan ke-3 tadi perlu diuraikan lebih lanjut untuk
kemudian disajikan kepada siswa, Supaya materi dapat disampaikan dalam media maka perlu dituangkan dalam
tulisan atau gambar yang disebut naskah program media. Penulisan naskah
disesuikan dengan media yang digunakan.
6) Mengadakan
tes dan revisi.
Setelah media
pembelajaran dibuat tujuan, pembuatan narasi, proses editing dan diuji coba
langkah yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi penggunaan media dalam
proses intruksional. Sehingga dapat mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan
media yang digunakan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan test dan revisi,
manfaatnya kita bisa mengetahui tingkat efektifitas proses intruksional dan
media yang digunakan serta problematika yang dihadapi .
4.
Langkah-langkah yang
akan saya lakukan untuk memperbaiki media yang kurang tepat adalah dengan melakukan evaluasi baik
melalui evaluasi formatif maupun evaluasi sumatif. Dalam hal ini tahap evaluasi
sendiri merupakan tahapan terakhir yang dilakukan seorang guru ataupun pembuat
media untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi media tersebut. Evaluasi
formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktifitas dan
efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan media yang bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan
efisien. Setelah diperbaiki dan disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah
media tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.
Disamping itu untuk menentukan apakah media tersebut benar-benar efektif
seperti yang dilaporkan, maka jenis evaluasi ini disebut evaluasi sumatif.
Adapun langkah-langkah yang
digunakan dalam evaluasi formatif adalah :
1. Evaluasi satu lawan satu (one on
one); Pada tahapan evaluasi satu lawan satu (one on one), dipiliha
dua orang atau lebih yang dapat mewakili populasi dari target media yang dibuat
media disajikan kepada siswa secara individual. Kedua orang yang terpilih
tersebut satu di antaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, dan yang
satunya lagi di atas rata-rata. Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :
1) Jelaskan kepada siswa tentang
rancangan media baru. Kemudian amati reaksi mereka terhadap media yang dibuat
ditampilkan tersebut.
2) Katakan kepada siswa bahwa kalau
terjadi kesalahan penggunaan media tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa
tapi karena kelemahan media.
3) Usahakan agar siswa bersifat santai
dan bebas dalam mengemukakan pendapat mereka mengenai media yang ditampilkan
tersebut.
4) Lakukan tes awal untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.
5) Catat lama waktu yang digunakan
dalam penyajian media tersebut dan catat pula reaksi siswa terhadap penampilan
media tersebut.
6) Berikan tes yang mengukur
keberhasilan penggunaan media tersebut.
7) Lakukan analisis terhadap informasi
yang terkumpul.
2. Evaluasi kelompok kecil (small
group evaluation). Evaluasi kelompok kecil dilakukan kepada 10-20 orang
siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa yang dipilih tersebut
hendaknya dapat mewakili populasi. Usahakan siswa yang dipilih tersebut terdiri
dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang dan yang pandai, terdiri dari siswa
laki-laki dan siswa perempuan yang terdiri dari berbagai latar belakang.
Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1) Jelaskan bahwa media tersebut pada
tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk penyempurnaannya.
2) Berikan tes awal untuk mengukur
kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang berkenaan dengan penggunaan
media.
3) Tegaskan kepada siswa untuk
mempelajari media tersebut.
4) Berikan tes untuk mengetahui sejauh
mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
5) Bagikan angket kepada siswa untuk
mengetahui menarik tidaknya media yang digunakan, mengerti tidaknya siswa
terhadap pesan yang disampaikan oleh media tersebut, konsistensi tujuan dan
materi dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan.
6) Lakukan analisis terhadap data-data
yang terkumpul.
3. Evaluasi lapangan (field
evaluation). Evaluasi lapangan (field evaluation) merupakan tahap
akhir dari evaluasi formatif. Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan
situasi yang sebenarnya. Dalam pelaksanaannya dipilih 30 orang siswa dengan
berbagai karakteristik yang meliputi tingkat kepandaian kelas, latar belakang,
jenis kelamin, usia, kemajuan belajar dan sebagainya. Prosedurnya adalah
sebagai berikut :
1) Pilih siswa sebanyak 30 orang yang
betul-betul mewakili populasi.
2) Jelaskan kepada siswa maksud uji
coba lapangan dan hasil akhir yang diharapkan. Usahakan siswa bersifat
relaks/santai dan berani mengeluarkan pendapat atau penilaian. Ingatkan kepada
mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan mereka.
3) Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan
dan keterampilan mereka mengenai topik yang menggunakan media tersebut.
4) Sajikan media yang sesuai dengan
rencana perbuatannya.
5) Lakukan postes untuk mengukur
pencapaian hasil belajar siswa setelah penyajian media tersebut. Hasil tes
akhir dibandingkan dengan tes awal yang digunakan untuk mengetahui efektifitas
dan efesiensi media yang dibuat tersebut.
6) Edarkan tes skala sikap kepada siswa
yang dipilih tersebut untuk mengetahui sikap mereka terhadap media yang
digunakan.
Dengan melakukan prosedur evaluasi
diatas maka dapat dipastikan kebenaran efektifitas dan efisiensi media yang
kita buat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, juga sesuai
dengan tujuan instruksional yang ditetapkan sehingga nantinya apabila media
digunakan dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar dan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik.