Minggu, 24 Juni 2012

MID Desain Media Pembelajaran


SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1.        Menurut Gagne ada 7 macam pengelompokan media penyaji, sebutkan dan jelaskan kelebihan dan kekurangannya!
2.        Di dalam perencanaan media pembelajaran perlu memperhatikan factor kuantitatif dan kualitatif. Jelaskan maksudnya!
3.        Media yang dapat mengubah perilaku siswa (behaviour change) dan meningkatkan hasil belajar siswa tertentu, tidak dapat berlangsung secara spontan, namun diperlukan analisis yang komprehensif. Jelaskan apa maksudnya!
4.        Sebagai seorang guru anda pernah mengalami permasalahan bahwa ternyata media yang anda gunakan kurang tepat, artinya siswa tidak tertarik dengan media yang kita sajikan, bahkan tidak meningkatkan motivasi belajar. Coba jelaskan langkah-langkah apa yang akan saudara lakukan untuk memperbaiki, jika mengalami masalah tersebut di atas!

JAWABAN
1.        Ada 7 macam pengelompokan media penyaji menurut Gagne, yaitu:
1)      Benda untuk didemontrasikan
Kelebihannya mampu memberikan stimulus kepada pebelajar.
Kelemahannya tidak dapat mengakomodir untuk memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, tuntunan cara berpikir serta dalam penilaian hasil. Factor yang lain adanya keterbatasan dalam isyarat eksternal, alih kemampuan, umpan balik dan contoh kemampuan terbatas yang diharapkan. 
2)      Komunikasi lisan
Kelebihannya mampu memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, contoh kemampuan terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal, tuntunan cara berpikir, alih kemampuan, penilaian hasil dan umpan balik.
Kelemahannya adanya keterbatasan dalam memberikan stimulus.

3)      Media cetak
Kelebihannya mampu memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, contoh kemampuan terbatas yang diharapkan, tuntunan cara berpikir, penilaian hasil dan umpan balik.
Kelemahannya adanya keterbatasan dalam memberikan stimulus dan alih kemampuan.
4)      Gambar diam
Kelebihannya mampu memberikan stimulus.
Kelemahannya tidak mampu memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, tuntunan cara berpikir, penilaian hasil dan umpan balik. Selain itu adanya keterbatasan dalam contoh kemampuan terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal dan alih kemampuan.
5)      Gambar gerak
Kelebihannya mampu memberikan stimulus.
Kelemahannya tidak mampu memberikan pengarahan perhatian/kegiatan, tuntunan cara berpikir, penilaian hasil dan umpan balik. Selain itu adanya keterbatasan dalam contoh kemampuan terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal dan alih kemampuan.
6)      Film bersuara
Kelebihannya mampu memberikan stimulus, pengarahan perhatian/kegiatan, contoh kemampuan terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal, tuntunan cara berpikir, penilaian hasil dan umpan balik.
Kelemahannya adanya keterbatasan dalam alih kemampuan.
7)      Mesin belajar
Kelebihannya mampu memberikan stimulus, pengarahan perhatian/kegiatan, contoh kemampuan terbatas yang diharapkan, isyarat eksternal, tuntunan cara berpikir, penilaian hasil dan umpan balik.
Kelemahannya adanya keterbatasan dalam alih kemampuan.

Adapun kelebihan yang ditunjukkan dengan kata “YA” dan kekurangan yang ditunjukkan dengan Kata “TIDAK dan TERBATAS  pada setiap media dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini:

Taksonomi menurut Fungsi Pembelajaran beberapa jenis media dari Gagne
(R.M Gagne The Condition of Learning,  1965)








Media
Fungsi
Demonstrasi
Penyampaian
Media
Gambar
Gambar
Film dengan
Mesin


Lisan
Cetak
Diam
Gerak
suara
Pembelajaran
Stimulus
ya
terbatas
terbatas
ya
ya
ya
ya
Pengarahan perhatian/
tidak
ya
ya
tidak
tidak
ya
ya
Kegiatan
Contoh kemampuan terbatas
terbatas
ya
ya
terbatas
terbatas
ya
ya
yang diharapkan
Isyarat Eksternal
terbatas
ya
ya
terbatas
terbatas
ya
ya
Tuntunan Cara berfikir
tidak
ya
ya
tidak
tidak
ya
ya
Alih kemampuan
terbatas
ya
terbatas
terbatas
terbatas
terbatas
terbatas
Umpan balik
terbatas
ya
ya
tidak
terbatas
ya
ya
(sumber : Sadiman et al, 1986)

2.        Maksud dari factor kuantitatif dalam perencanaan media pembelajaran adalah bahwa dalam perencanaan media pembelajaran harus memperhatikan ukuran/jumlah dari media itu sendiri maupun pemakai media. Adapun faktor-faktor kuantitatif media terdiri dari: (1) besarnya audiens dijangkau (audience size) apakah media pembelajaran tersebut akan digunakan pada satu sekolah, kecamatan, kabupaten, propisi atau nasional, media pembelajaran yang akan di rancang harus menyesuaikan seberapa banyak audience yang akan di jangkau. (2) tingkat kesetaraan harga yang digunakan untuk setiap media yang akan dipakai (cost) maksudnya seberapa besar ketersediaan dana untuk membuat media pembelajaran tersebut. (3) perbedaan pengukuran (measurement difference) dari setiap kemampuan media maksudnya adalah membandingkan keefektivan media yang suda ada dengan yang akan di rancang. (4) perincian khalayak (audience break-downs).
Kemudian faktor-faktor kualitatif yaitu menyangkut kualitas atau mutu dari media itu, diantaranya adalah: (1) nilai peluang (the value of the opportunity) yang dimiliki oleh setiap media untuk diterima khalayak, (2) ukuran cakupan yang wajar yang diperoleh khalayak (the nature of coverage), (3) atribut-atribut fisik (physical attributes) yang digunakan untuk visualisasi, (4) jarak untuk membeli (the proximity to purchase), serta (5) keterkaitan konteks dan dampak.

3.      Maksud dari analisis yang komprehensif media yang dapat mengubah perilaku siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa adalah bahwa seorang guru sebelum menggunakan media dalam proses pembelajarannya, terlebih dahulu harus mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran yang baik yaitu: (1) media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar), (2) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dari tiap tiap media pembelajaran, (3) pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, (4) pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar. Dari beberapa prinsip tentang pemilihan media tersebut diatas, maka untuk memilih media yang efektif dan efisian yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa haruslah menggunakan analisis yang komprehensif yakni mengikuti prosedur pemilihan media yang sistematik dan terencana seperti yang diungkapkan oleh Sadiman et al ( 1986) yakni:
1)   Menganalisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik/siswa
Dalam membuat media perlu dilakukan analisis kebutuhan siswa, karena setiap kelompok siswa pada hakekatnya mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, kita perlu menentukan khas siapa sesungguhnya siswa yang akan kita layani dengan media tersebut. Apabila kita sudah menemukan siapa siswa yang menjadi sasaran program media yang  akan kita susun, maka kita harus meneliti karakteristik apa yang dimiliki siswa kita tersebut, dalam hal ini kita harus mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, kemampuan ini merupakan hasil dari berbagai pengalaman masing-masing siswa. Dengan mengetahui pengetahuan /keterampilan awal yang dimiliki siswa maka pengetahuan prasyarat dalam penggunaan media yang akan dibuat tidak ada kendala lagi.
2)   Merumuskan tujuan instruksional dengan kata kerja operasional
Tujuan instruksional memberikan pernyataan yang menunjukkan perubahan perilaku yang harus dapat dilakukan siswa setelah mengikuti pembelajaran tertentu. Tujuan instruksionalharus berorientasi pada siswa dan harus dinyatakan dengan kata kerja operasional yakni kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang dapat diamati atau yang hasilnya dapat diukur.
3)   Merumuskan butir-butir materi secara terperinsi yang mendukung tercapainya tujuan instruksional
Dengan tujuan instruksional yang jelas maka guru dapat menentukan butir-butir materiyang sesuai untuk dipelajari siswa supaya tujuan tersebut tercapai.
4)   Mengembangkan alat ukur keberhasilan
Alat ukur keberhasilan dikembangkan sesuai dengan tujuan insruksional yang telah dirumuskan tadi dan pokok-pokok materi yang akan disajikan kepada siswa.
5)   Pemilihan media dan Penulisan naskah media
Dari hasil telaah berbagai faktor terkait dengan karakteristik siswa, materi ajar dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, maka akan diketahui alternative  jenis dan format media yang bisa dipilih. Selanjutnya perlu dikaji ketersediaan jenis dan media yang dibutuhkan beserta fasilitas pendukungnya. Apabila media telah dipilih selanjutnya materi yang telah diuraikan pada tahapan ke-3 tadi perlu diuraikan lebih lanjut untuk kemudian disajikan kepada siswa, Supaya materi dapat disampaikan  dalam media maka perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang disebut naskah program media. Penulisan naskah disesuikan dengan media yang digunakan.
6)   Mengadakan tes dan revisi.
Setelah media pembelajaran dibuat tujuan, pembuatan narasi, proses editing dan diuji coba langkah yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi penggunaan media dalam proses intruksional. Sehingga dapat mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan media yang digunakan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan test dan revisi, manfaatnya kita bisa mengetahui tingkat efektifitas proses intruksional dan media yang digunakan serta problematika yang dihadapi .

4.        Langkah-langkah yang akan saya lakukan untuk memperbaiki media yang kurang tepat adalah dengan melakukan evaluasi baik melalui evaluasi formatif maupun evaluasi sumatif. Dalam hal ini tahap evaluasi sendiri merupakan tahapan terakhir yang dilakukan seorang guru ataupun pembuat media untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi media tersebut. Evaluasi formatif adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktifitas dan efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan efisien. Setelah diperbaiki dan disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media tersebut layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu. Disamping itu untuk menentukan apakah media tersebut benar-benar efektif seperti yang dilaporkan, maka jenis evaluasi ini disebut evaluasi sumatif.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam evaluasi formatif adalah :
1.    Evaluasi satu lawan satu (one on one); Pada tahapan evaluasi satu lawan satu (one on one), dipiliha dua orang atau lebih yang dapat mewakili populasi dari target media yang dibuat media disajikan kepada siswa secara individual. Kedua orang yang terpilih tersebut satu di antaranya mempunyai kemampuan di bawah rata-rata, dan yang satunya lagi di atas rata-rata. Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :
1)   Jelaskan kepada siswa tentang rancangan media baru. Kemudian amati reaksi mereka terhadap media yang dibuat ditampilkan tersebut.
2)   Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa tapi karena kelemahan media.
3)   Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukakan pendapat mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
4)   Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.
5)   Catat lama waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
6)   Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
7)   Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.
2.      Evaluasi kelompok kecil (small group evaluation). Evaluasi kelompok kecil dilakukan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Siswa yang dipilih tersebut hendaknya dapat mewakili populasi. Usahakan siswa yang dipilih tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai, sedang dan yang pandai, terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan yang terdiri dari berbagai latar belakang. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1)   Jelaskan bahwa media tersebut pada tahap formatif dan memerlukan umpan balik untuk penyempurnaannya.
2)   Berikan tes awal untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan siswa tentang topik yang berkenaan dengan penggunaan media.
3)   Tegaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
4)   Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
5)   Bagikan angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang digunakan, mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media tersebut, konsistensi tujuan dan materi dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan.
6)   Lakukan analisis terhadap data-data yang terkumpul.
3.      Evaluasi lapangan (field evaluation). Evaluasi lapangan (field evaluation) merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif. Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan situasi yang sebenarnya. Dalam pelaksanaannya dipilih 30 orang siswa dengan berbagai karakteristik yang meliputi tingkat kepandaian kelas, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar dan sebagainya. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1)      Pilih siswa sebanyak 30 orang yang betul-betul mewakili populasi.
2)      Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang diharapkan. Usahakan siswa bersifat relaks/santai dan berani mengeluarkan pendapat atau penilaian. Ingatkan kepada mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan mereka.
3)      Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai topik yang menggunakan media tersebut.
4)      Sajikan media yang sesuai dengan rencana perbuatannya.
5)      Lakukan postes untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah penyajian media tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan tes awal yang digunakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi media yang dibuat tersebut.
6)      Edarkan tes skala sikap kepada siswa yang dipilih tersebut untuk mengetahui sikap mereka terhadap media yang digunakan.
Dengan melakukan prosedur evaluasi diatas maka dapat dipastikan kebenaran efektifitas dan efisiensi media yang kita buat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, juga sesuai dengan tujuan instruksional yang ditetapkan sehingga nantinya apabila media digunakan dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar  dan selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar